Satu Kalimat Mengubah Hidup Seseorang

TENTU kita masih ingat kepada Imam Ja’far As-Shodiq, guru dari Imam Mazhab Maliki dan Hanafi. Beliau memiliki putra yang bernama Musa Al-Kadzim.

Di zaman putranya, hiduplah seorang sufi bernama Bisyr Al-hafi. Disebut Al-hafi karena ia tidak pernah menggunakan sandal setelah ia bertobat. Awalnya, Bisyr adalah seorang saudagar kaya yang hidupnya dipenuhi dengan maksiat dan pelanggaran terhadap perintah Allah swt. Setiap malam rumahnya tak pernah sepi dari musik, pesta dan minuman keras.

Hingga suatu malam, Musa Al-Kadzim putra dari Imam Ja’far melewati rumah Bisyr. Dendangan musik begitu keras hingga terdengar keluar. Tiba-tiba ada seorang budak wanita yang membuka pintu dan hendak membuang sampah.

Al-Kadzim pun bertanya kepada budak itu, “Hai wanita, apakah pemilik rumah ini orang merdeka atau budak?” “Tentu, orang merdeka!” jawab budak wanita itu.

“Iya benar, andai dia seorang budak pasti ia takut kepada Tuannya.” jawab Al-Kadzim. Lalu ia pun melanjutkan perjalanannya.

Setelah budak itu kembali ke rumah, sang majikan bertanya, “Kenapa lama sekali kau diluar? Apa yang terjadi?”

Budak itu pun menceritakan lelaki yang lewat di depan rumahnya. Mendengar kata-kata terakhir dari lelaki itu, Bisyr spontan berteriak dan lari mengejarnya. Ia tahu pasti yang berkata demikian adalah Musa Al-Kadzim.

Ia pun tunduk menangis di hadapan Al-Kadzim, ia berkata “50 tahun aku berbuat dosa dan aku tak merasa bahwa aku adalah seorang hamba yang memiliki Majikan. Dan nanti Tuanku akan menanyakan tentang apa yang kuperbuat dalam hidupku.”

Saat itu pula ia bertobat di hadapan Musa Al-Kadzim dan menjadi seorang yang sufi yang taat beribadah. Dan mulai saat itu juga ia tidak pernah menggunakan sandal demi mengenang waktu tobatnya.

Lihatlah, satu kalimat dapat mengubah hidup seseorang. Sadarlah bahwa kita adalah seorang hamba yang akan bertemu Tuannya kelak, untuk mempertanyakan segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini. [Min Syawahidil Muballighin]

Sang Pembelajar

Related Posts