Mengapa Perut Pasien Thalasemia Membuncit?

Liputan6.com, Jakarta Bagi pasien thalasemia, kebutuhan pasokan darah menjadi penyokong kehidupan. Tiap bulan mereka harus berjuang untuk transfusi darah. Kebutuhan sel darah merah menjadi prioritas utama. Hal ini dikarenakan sel darah merah pada pasien thalasemia tidak terbentuk sempurna.

Salah satu efek dari transfusi darah yang dijalani pasien thalasemia adalah perut membuncit. Kondisi tersebut tidak terelakkan bagi pasien thalasemia.

Menurut Dr dr Pustika Amalia Wahidayat, SpA(K), dokter dari Departemen Hematologi-Onkologi Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, perut pasien thalasemia yang membuncit (dalam hal ini membesar) berkaitan dengan proses organ tubuh memproduksi sel darah merah.

“Perut membesar atau membuncit pada pasien thalasemia karena hati dan limpa mereka ikut bekerja keras memproduksi sel darah merah. Sel darah merah yang tadinya diproduksi sumsum tulang tidak tercukupi. Tiap kali sel darah merah diproduksi, mudah pecah. Sumsum tulang pun punya beban besar. Akhirnya, organ tubuh lain (hati dan limpa) ikut memproduksi sel darah merah,” jelas dr Pustika saat diwawancarai Health-Liputan6.com di Kementerian Kesehatan, Jakarta pada Senin (8/5/2017).

Sel darah merah pada pasien thalasemia mudah pecah kurang dari 30 hari. Padahal, normalnya, sel darah merah pecah dalam rentang waktu 120 hari.

Efek dari hati dan limpa yang bekerja keras memproduksi sel darah merah pun terjadi. Perut pasien thalasemia menjadi membesar atau membuncit.

Source link

Sang Pembelajar

Related Posts

Tinggalkan Balasan