Banyak ilmuwan di seluruh dunia melakukan eksperimen untuk mempelajari lebih lanjut levitasi dan anti gravitasi. Namun terdapat sejumlah dokumen kuno yang menunjukkan nenek moyang kita, dalam berbagai kajian telah mengenal pokok bahasan ini. Apakah jenis pengetahuan kuno levitasi dan anti gravitasi yang dimiliki nenek moyang kita ?
Di banyak bagian dunia ada monolit/tiang batu besar yang bahkan di era brilian teknologi maju ini tidak mungkin krane mampu mengangkatnya.
Masyarakat modern kita bangga dengan prestasi teknologi dan ilmiah, tapi kita dipaksa untuk mengakui bahwa nenek moyang kita memiliki pengetahuan unik yang kita masih tidak bisa mendapatkan akses kedalamnya. Hal ini membawa kita pada pertanyaan menarik: “Apakah dahulu kita menguasai levitasi?”
Mampukah Levitasi menjelaskan bagaimana batu-batu raksasa dahulu diangkat di zaman prasejarah? Untuk beberapa orang ide ini mungkin terdengar tidak masuk akal, namun pada studi peradaban kuno telah memberikan kita dengan banyak bukti bahwa orang-orang di masa lalu yang sebenarnya sangat pintar dan dalam beberapa kasus, ilmu pengetahuan modern masih berusaha untuk mengejar ketinggalan teknologi kuno yang tidak diketahui ini.
Mengapa Mengendalikan Gravitasi Begitu Penting ?
Seperti banyak yang sudah diketahui, kekuatan yang dikenal paling kuat adalah energi yang tersimpan dalam atom. Berdasarkan pengetahuan kita saat ini, gaya elektromagnetik adalah 100 kali lebih lemah dari energi nuklir. Namun, gaya gravitasi adalah quadrillions (10^15/seribu triliun kali lipat) lebih lemah dari listrik atau gaya tarik.
Bukankah ironis bahwa gaya terlemah diketahui juga yang paling sulit untuk dikuasai karena kita memiliki begitu sedikit pengetahuan tentang hal itu?
Jika masyarakat modern kita menemukan cara untuk menguasai gravitasi, hidup kita di dunia akan berubah secara dramatis dan kehidupan akan benar-benar berubah. Benda akan menjadi ringan. Rumah bisa mengapung di udara, dan orang-orang bisa terbang seperti burung. Ini juga pasti sangat bermanfaat bagi lembaga ruang angkasa miliaran rupiah bisa dihemat jika teknologi anti gravitasi ditemukan.
Tapi kini mari kita tinggalkan masalah dunia modern dan kembali ke masa lalu.
Apakah Batu Kuno Raksasa Dipindahkan Dengan Bantuan Teknologi Anti Gravitasi ?
Di Baalbek, terdapat potongan batu raksasa yang tersisa di dasar tambang teras Baalbek. Monolit besar ini sepanjang 22,1 meter, lebar 4,8 meter dan dalam 4,2 meter. Yang mengatakan batu ini hanya batu biasa yang besar adalah anggapan meremehkan. Krane/Katrol modern tidak bisa mengangkat batu raksasa kuno ini.
Bahkan, akan membutuhkan 40.000 pekerja untuk memindahkan bobot yang besar ini !
Jadi, bagaimana orang dahulu kala mengangkatnya ?
Kitab Asyiria Kuno dan Tablet Babilonia Mengungkapkan Pendeta Babilonia Kuno Menguasai Levitasi Menggunakan Suara.
Mungkin petunjuk misteri kuno ini dapat ditemukan dalam sebuah buku tua yang disebut Sihir Khaldea yang ditulis oleh Francois Lemormant.
Buku ini berisi praktek magis, sistem agama dan mitologi Khaldea Bangsa Asyiria kuno. Dalam buku ini Lemormant menyatakan bahwa Pendeta Babilonia Kuno menggunakan suara untuk menaikkan batu yang berat ke udara. Batu-batu itu begitu berat sehingga bahkan seribu orang tidak bisa mengangkatnya.
Levitasi Suara Juga Telah Dikonfirmasi dalam Tablet Babilonia.
Di seluruh dunia kita temui naskah dan kitab suci yang berhubungan dengan yang disebut efek gelombang suara pada dinding tembok kuno. Dalam tulisan Koptik kita menemukan proses dimana blok batu piramid dinaikkan oleh suara nyanyian.
Namun, karena ilmu pengetahuan modern kini tidak mampu menemukan hubungan antara suara dan benda tanpa bobot, cerita ini telah dihentikan hanya sebagai murni fantasi kuno saja. Namun, kita masih belum bisa menjelaskan dengan meyakinkan batu-batu ini dahulu diangkat dengan cara apa. Waktunya tiba untuk menyingkirkan ketidakpedulian kita dan secara legawa menerima bahwa nenek moyang kita mengetahui lebih banyak kekuatan dahsyat alam semesta daripada kini kita ketahui.
Fenomena tanpa bobot bukan misteri lagi. Kita telah melihat dengan mata kepala kita sendiri bahwa astronot mengalaminya di ruang angkasa. Tentunya, harus ada penjelasan ilmiah pada fakta benda-benda yang diselubungi gaya gravitasi bumi di zaman kuno.
Simon Si Ahli Sihir, Seorang Filsuf Kuno Terkenal Karena Kekuatan Melayangnya.
Tidak hanya benda saja yang memiliki kemampuan untuk mengapung di udara. Ada banyak kisah orang-orang yang mampu melayang. Salah orang tersebut adalah Simon Si Ahli Sihir, seorang filsuf abad ke-1. Pendeta awal tidak bisa memiliki kemampuan aneh ini pada setiap gaya bumi yang dikenal.
Mereka hanya menyatakan bahwa “roh udara” membantu mengangkat dirinya dengan tinggi ke udara. Meskipun sejarawan Kristen tidak bisa menjelaskan, dengan tidak yakin apa sumber kekuatan Simon, kekuatan levitasi itu tetap disematkan padanya. Hal ini juga dikatakan bahwa ia bisa membuat “patung kehilangan beratnya dan meluncur di udara.” Sangat menarik untuk dicatat bahwa Gereja Katolik mencantumkan sejumlah dua ratus orang suci yang diduga telah menaklukkan gaya gravitasi. Para ilmuwan harus berpikir dua kali sebelum menolak cerita ini hanya karena berasal dari sumber-sumber agama.
Batu-batu Granit Besar Melayang di Zaman Modern.
Menariknya, aksi demo anti gravitasi masih berlangsung di dunia modern ini. Dahulu praktek kuno ini, masih dapat diamati di beberapa bagian dunia. Dalam Kota Shivapur misalnya, sebuah desa kecil di negara bagian Maharashtra sekitar 180 kilometer timur dari Mumbai di India Barat ada sebuah masjid yang didedikasikan untuk orang suci Sufi Qamar Ali Darwis.
Batu Melayang Shivapur.
Di depan bangunan terdapat sebuah batu granit besar dengan berat sekitar 200 kilogram. Menurut legenda kuno, Qamar Ali adalah Sufi Suci yang terkenal dan dikenal karena keajaibannya. Di ranjang kematiannya, ia berkata: “Jika sebelas pria menempelkan jari telunjuk kanan mereka di bawah batu dan kemudian bersama-sama memanggil nama saya, saya akan mengangkat batu ini naik lebih tinggi dari kepala mereka. Jika tidak, baik itu sendiri-sendiri maupun bersama-sama akan bergerak naik lebih dari dua kaki (61 cm) dari tanah. ”
Kini, anehnya juga terjadi ketika 11 orang menempatkan jari telunjuk tangan kanan mereka di bawah batu dan bersama-sama memanggil nama Qamar Ali Darvesh, kemudian batu terbang ke udara, naik lebih tinggi dari kepala mereka. Masih belum ada penjelasan ilmiah bagaimana hal ini terjadi.
Kita memiliki alasan untuk mengambil hikmah peristiwa anti gravitasi dahulu kala dengan serius dan mencoba untuk mendapatkan lebih banyak wawasan pengetahuan unik yang nenek moyang kita miliki.
Ditulis oleh Ellen Lloyd.
Tentang Penulis :
Ellen Lloyd adalah pemilik MessageToEagle.com adalah seorang penulis yang telah menghabiskan lebih dari 25 tahun meneliti misteri kuno, mitos, legenda dan teks-teks suci, namun dia juga sangat tertarik pada astronomi, astrobiologi dan ilmu pengetahuan secara umum.
Sumber :
http://www.messagetoeagle.com/ancient-knowledge-of-levitation-and-antigravity/#ixzz4c2blgwN9