SAYANG merupakan bentuk perasaan yang menunjukkan adanya ikatan baik antara satu dengan yang lainnya. Rasa sayang ini merupakan fitrah yang telah Allah berikan kepada kita, manusia.
Bahkan ternyata, bukan hanya kita yang bisa memiliki rasa sayang, Allah pun memiliki rasa sayang terhadap makhluk-Nya.Tentu rasa sayang Allah dengan kita itu berbeda. Cara pembuktiannya pun berbeda. Rasa sayang yang kita miliki terhadap seseorang, tak akan pernah bisa melebihi rasa sayangnya Allah terhadap makhluk-Nya.
Sebagaimana dikatakan pada awal kalimat dalam Al-Quran, yakni “Bismillahirrah maanir rahiim (Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).” Lalu, siapakah mereka yang mendapat kasih sayang dari Allah?
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan,” (QS. Al-Furqan: 63).
Dalam ayat tersebut jelas tertera orang-orang yang disayangi oleh Allah. Yakni, orang yang memiliki dua sifat, rendah hati dan ketika dianiaya ia tetap berucap baik. Kedua hal ini terlihat begitu sepele, tapi banyak dari kita yang sulit mengamalkannya.
Orang yang menjalani kehidupan di muka bumi ini dengan rendah hati maka ia tidak akan bersikap sombong. Apa pun profesi yang ia pegang saat ini, ia tetap rendah hati, yakni tetap menghargai profesi orang lain. Ia akan selalu menyandarkan dirinya kepada Allah, bukan kepada dirinya sendiri.
Kita mungkin sulit untuk tetap sabar dalam menghadapi segala cobaan kehidupan. Terutama ketika datang hinaan, celaan, aniaya, dan lain sebagainya. Salah satu hal menjaga diri kita dari perbuatan yang tercela, maka kita harus mampu menjaga lisan. Apa pun bentuk keburukan yang menimpa diri kita, tetaplah berkata yang baik.
Jangan sampai, ketika kita dihina oleh orang lain, mulut kita mengeluarkan perkataan yang buruk atau doa yang tidak baik kepadanya. Sebab, ketika kita berdoa untuk orang lain, maka doa itu pun akan menimpa diri kita. Mau kah seperti itu? Tentu tidak bukan. Maka, jagalah lisan, hati dan perbuatan kita agar Allah sentiasa menyayangi kita. Dengan begitu, apa pun keluh kesah dan keinginan kita akan didengar dan diperhatikan serta diberikan yang terbaik untuk kita. Wallahu ‘alam. []
Sumber: Disarikan dari makalah Dr. H. Yosep Komarawandan, S.Pd.I., S.E.,M.M., Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung